Al-Muqtadir Billah
Bersama Pemateri :
Ustadz Ali Musri Semjan Putra
Al-Muqtadir Billah merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Faidah-Faidah Sejarah Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 16 Al-Muharram 1442 H / 4 September 2020 M.
Download juga kajian sebelumnya: Al-Muktafi Billah
Mukaddimah Kajian Tentang Al-Muqtadir Billah
Kita sudah sampai pada tahun yaitu 295 Hijriyah, yaitu diangkatnya Al-Muqtadir Billah sebagai khalifah setelah meninggalnya khalifah Abbasiyah yang sebelumnya, yaitu Al-Muktafi Billah. Al-Muqtadir Billah diangkat pada tahun 295 Hijriyah.
Sebelumnya kita akan membahas dulu biografi dan juga berbagai upaya dimasa pemerintahannya.
Al-Muqtadir Billah bernamanya Abu Fadhl Ja’far Ibnu Al-Mu’tadhid Billah, dia merupakan saudara Al-Muktafi Billah yang merupakan khalifah sebelumnya. Beliau lahir pada bulan Ramadhan tahun 240 Hijriah. Ibunya adalah dari keturunan bangsa Rum, ada juga yang menyebutkan dari bangsa Turki, Namanya Gharib, ada juga yang menyebutkan bahwa namanya adalah Syaghabun.
Tatkala saudaranya dalam kondisi sakit, dia memberikan isyarat untuk mengangkat saudaranya, yaitu yang bernama Ja’far Ibnu Mu’tadhid yang digelari dengan Al-Muqtadir Billah.
Saat Al-Muktafi memanggil Ja’far Ibnu Mu’tadhid ini dia masih sangat muda. Saat dia menjadi khalifah, dia baru berumur 13 tahun. Ini mungkin tidak ada di dunia seorang pemimpin seusia dia kecuali dalam sistem kepemimpinan khilafah. Karena sistem kepemimpinan khilafah sering dalam bentuk memberikan kekuasaan kepada karib kerabatnya atau keturunannya. Namun bukan berarti hal ini merupakan hal yang terbaik, karena yang penting sebetulnya adalah kemampuan orang tersebut sebagaimana yang dicontohkan oleh para Khulafaur Rasyidin ketika mengangkat pemimpin. Mereka tidak mengangkat anak-anak mereka untuk menjadi khalifah setelah mereka.
Jadi bukan berarti itu adalah suatu yang dianjurkan dalam syariat. Tetapi bukan pula berarti sesuatu yang salah jika seorang ayah mengangkat anaknya yang mampu untuk menjadi pemimpin. Salahnya adalah apabila yang diberikan kepercayaan itu tidak memiliki keahlian, kemampuan dan pengalaman, itu yang menjadi persoalan. Dan bahkan di berbagai kekuasaan di dunia ini yang berbentuk kerajaan, tidak sedikit yang menjadi raja diturunkan kepada anak-anaknya atau saudaranya atau bahkan ada yang diturunkan kepada istrinya.
Orang-orang liberal dan orientalis memandang bahwa Islam memiliki kekurangan dari sisi ini. Padahal itu adalah hal yang lumrah saja dalam kehidupan politik dari semenjak kekuasaan. Kalu kita lihat raja-raja Rum pun begitu, raja-raja Persia juga demikian. Dan berbagai kekuasaan-kekuasaan kalau kita lihat sejarahnya, biasa mereka terkadang mengangkat putra-putra atau saudara mereka untuk menjadi penguasa.
Yang kita maksud di sini adalah bahwa yang terpenting dalam Islam adalah kemampuan seorang pemimpin. Ada syarat-syarat mutlak ketika bisa memilih. Tapi ketika kekuasaan telah terjadi dan dalam kondisi yang darurat, maka pandangan Islam terhadap kekuasaan berbeda.
Misalnya dalam Islam disyaratkan bahwa pemimpin dari bangsa Quraisy. Namun jika seseorang telah berkuasa, memiliki kekuatan, menjadi pemimpin walaupun bukan dari bangsa Quraisy, ia tetap wajib ditaati. Hal ini agar tidak selalu terjadi perebutan kekuasaan yang akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum. Oleh sebab itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan dalam sabdanya:
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌ
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat kepada pemimpin, sekalipun dia seorang budak Ethiopia.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan yang lainnya)
Itu sudah sering kita jelaskan, dimana Islam memiliki konsep yang sempurna dalam membahas masalah ini, terutama dari sisi pemerintahan.
Bagaimana dan apa faidah dari sejarah Khalifah Al-Muqtadir Billah ini? Mari download dan simak mp3 kajiannya.
Download MP3 Kajian
Untuk mp3 kajian yang lain silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48979-al-muqtadir-billah/